Bantuan wabah covid 19 2020
Revolusi
Topokrafi peta
KONDISI ALAM PAPUA
(Seri pendidikan)
Dipost oleh:yakobus tagi
TOPOGRAFI
Sebelum masa pencairan es yang terakhir, kurang lebih 12.000-8.000 tahun lalu (Zaman Es terakhir kurang lebih 80.000-12.000 tahun lalu), Benua Australia, Pulau Papua, Pulau Tasmania, dan pulau-pulau kecil disekitarnya merupakan satu kontinen yang disebut Sahul-land. Akibat pengaruh iklim global saat itu, es di bumi mencair, demikian juga yang terjadi di Benua Sahul — Selat Bass memisahkan Australia dengan Tasmania sedalam 65 meter, sedangkan Selat Tores memisahkan Pulau Papua dengan Australia sedalam 30 meter.
Pulau Papua memiliki luas keseluruhan 892.000 Km persegi, merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Green Land, dan terbesar pertama untuk kategori pulau berpenduduk. Bertuknya seperti burung kasuari yang sedang bertengger di atas Samudera Pasisifik, kakinya mencengkeram benua Australia, dengan kepala menghadap ke arah barat dan badan serta ekornya melengkung ke arah timur-selatan. Saat ini, pulau Papua telah terbagi kedalam dua wilayah negara yang berbeda, Papua New Guinea (PNG) di sebelah timur dengan luas 476.000 Km persegi, dan disebelah barat adalah West Papua (Papua) dengan luas 416.000 Km persegi (kira-kira 3,5 kali luas pulau Jawa).
Papua terdiri atas barisan pegunungan dari kepala burung (wilayah barat) hingga daerah pegunungan yang lebih tinggi di wilayah tengah (Pengunungan Tengah) — bahkan deretan pegunungan ini berlanjut sampai ke Pegunungan Owen Stanley di PNG — diselingi lembah-lembah yang luas dan danau-danau. Dataran rendah disebelah selatan yang dialiri banyak sekali sungai-sungai dengan rawa-rawa sagu serta rawa bakau dan safana. Demikian juga daerah rawa-rawa sagu dan rawa-rawa bakau, sungai dan hutan basah di kaki pegunugan sebelah utara. Namun secara fisiografi, tanah Papua dikelompokan dalam tiga bagian yaitu daerah Pegunungan Tengah, daerah dataran pantai di sebelah selatan, dan daerah kaki gunung di sebelah utara. Dan berdasarkan lingkungan utama vegetasi dibagi kedalam enam jenis, yakni hutan bakau, rawa, hutan basah dataran rendah, zone pegunungan bawah, zone pegunungan atas, dan zone alpin.
Daerah Pegunungan Tengah ke arah Pantai Utara secara khusus di bagi ke dalam empat bagian yakni: daerah pegunungan Jayawiya, daerah danau-danau Tengah, daerah pegunungan utara dan daerah tanah rendah bagian utara. Pegunungan Jayawijaya merupakan deretan pegunungan dengan ketianggian rata-rata 4.000 m yang membujur dari barat ke timur, bahkan beberapa gunung mencapai ketinggian 5.000 m dengan diselimuti salju abadi (padang es). Dari pegunungan ini mengalir ribuan sungai besar dan kecil, baik dari lereng-lereng sebelah selatan maupun sebelah utara. Sungai besar yang mengalir ke arah utara adalah sungai Raufaer berikut berpuluh-puluh cabangnya. Sungai-sungai ini sebenarnya mengalir ke arah timur dan melintasi daerah yang penuh dengan danau-danau. Di tengah-tengah daerah daratan danau-danau ini aliran sungai Raufaer akhirnya menjadi sungai Inderburg, yang mengalir dari arah timur lalu menyatu membentuk Sungai Mamberamo, dan mengalir bermuara ke dalam laut utara antara Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Waropen. Daerah pegunungan utara adalah beberapa deret pegunungan yang lebih rendah dari pada pegunungan Jayawijaya. Diantaranya yang penting adalah pegunungan Cycloop, pegunungan Cautier, dan pegunungan Lau Rees. Deret-deret ini berlanjut ke pulau Yapen, pulau Biak, dan pulau Sopiori di tengah-tengah teluk Cenderawasih.
Deretan pegunungan Van Res dipotong oleh lembah sungai Mamberamo yang berasal dari daerah danau-danau. Dari deretan-deretan pegunungan lain yang mengalir sungai-sungai besar seperti sungai Apauwar, Tor, Wiruwai, Sermowai, Mosif Grime, dan berpuluhan sungai lainnya. Yang mengalir ke dalam samudera Pasifik disebelah utara, kecuali sungai Inderburg, yang mengalir ke arah tenggara dan menjadi lebar disana, kemudian membelok ke arah barat, melintasi daerah daratan danau-danau dan bergabung dengan sungai Rauffeur. Di sebelah Papua bagian utara terletak pegunungan Cycloop yang menjorok ke pantai sehingga membentuk daratan pantai karang, serupa dengan yang terdapat sekitar teluk Jayapura. Dataran rendah bagian utara merupakan daerah panjang yang berawa-rawa, dan pantai pasirnya yang makin ke arah timur berubah menjadi pantai karang. Di pantai utara terletak kota-kota kecil seperti Waren, Sarmi, Betaf, Demta, dan kota besar Jayapura.
Di daerah sebelah selatan pegunungan Jayawijaya terdapat daratan lebih rendah yang sangat luas, di peta kelihatan berbentuk seperi corong, dan mulut corong mengarah ke sebelah timur adalah suatu daerah degan berpuluh sungai besar dan kecil yang berasal dari pegunungan Jayawijaya. Dua yang terbesar diantaranya adalah sungai Eilanden dan sungai Digul, dan cabangnya sungai Muyu dekat bagian selatan garis perbatasan PNG. Sebagian besar daerah dataran rendah ini terdiri dari rawa-rawa yang luas, sedang muara-muara sungai di tepi pantai merupakan tanah yang berlumpur dan meupakan endapan humus. Keadaan seperti ini pula terdapat di pulau Yos Sodarso. Sebaliknya di sebelah selatan sungai Digul terdapat Sabana yang luas.
Daerah Kepala Burung pada umumnya terdiri dari beberapa deret pegunungan tinggi yang merupakan lanjutan dari pegunungan Jayawijaya ke arah Barat-Laut. Beberapa pegunungan terpenting di daerah kepala burung antara lain Pegunungan Arfak dan Pegunungan Tamrau, dengan puncak-puncaknya yang mencapai 3,000 meter atau lebih. Di beberapa tempat seperti pantai utara maupun pantai Timur, pantai Teluk Fakfak, dan di pantai teluk Arguni di daerah kepala burung, gunung-gunung bahkan menjolok ke luat, sehingga pantai-pantai di daerah tersebut merupakan pantai karang yang terjal. Daerah sekitar di teluk Berau dan daerah di sekitar sebelah barat Teluk Arguni adalah tanah rendah yang penuh dengan rawa-rawa dan sungai-sungai yang mengalir dari daerah di pegunungan kepala burung.
b. IKLIM DAN DAN KESUBURAN TANAH
Umumnya daerah dataran rendah di Papua memiliki hawa yang panas dan lembab, tanpa perubahan suhu mencolok antar musimnya dan dengan curah hujan yang tinggi. Namun suhu siang hari di dataran rendah berkisar antara 29-32 derajat C, sementara di daerah dengan ketinggian 1.000-2.000 m suhunya berkisar antara 22-27 derajat C — rata-rata suhu mengalami penurunan 1 derajat setiap ktinggian 100 m dpl. Papua memiliki curah hujan rata-rata tinggi, antara 2000-3000 mm tiap tahun, sementara di daerah selatan Pegunungan Tengah bisa mencapai lebih dari 6000 mm per tahun. Di Ninati (Boven Digoel) dan Asmat curah hujan antara 4.000-5.000 mm pertahun, dataran rendah Merauke lebih beriklim musom dengan curah hujannya 1500 m.m pertahun namun dalan musim kering tidak lebih dari 50 m.m tiap bulan, sedangkan di daerah Arfak (Kepala Burung) curah hujannya rata-rata 2.000 mm pertahun.
Umumnya tanah di daerah yang berdekatan dengan khatulistiwa seperti Sulawesi, Sumatera, Kalimatan, dan Papua kandungan mineralnya banyak, tapi miskin akan unsur hara dan zat organik, sehingga kurang subur. Sedangkan tanah di Jawa, karena banyak gunung berapi menjadi subur, larva dan abu gunung berapi sangat membantu dalam menyuburkan tanah. Letak Papua yang dekat dengan khatulistiwa juga menyebabkan iklimnya selalu basah dan berhumus dangkal. Selain itu, di kebanyakan daerah di Pulau Papua, lereng yang curam dan hujan yang lebat telah menyebabkan banyak lapisan tanah telah menghilang, yang berakibat pada berkurangnya kesuburan tanah di daerah tersebut. Kecuali itu, daerah-daerah lembah (pegunungan tengah) merupakan daerah yang subur, juga daerah dimana terdapat gunung berapi seperti Semenanjung Gazelle, Boungainville Selatan, Biak dan Serui) dan dibeberapa daerah pantai yang terdapat tanah-tanah alluvium (lembah sungai Markham dan tanggul-tanggul sungai Fly dan sungai Digul).
____________________________
Kutipan dari; Materi dikpol anggota knpb. @Yeimomecky@protomail.ch